10 Hal yang Perlu Kamu Ketahui tentang Pasangan Sebelum Menikah

Yang Perlu Diketahui dari Calon Pasangan

Sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius, pastikan dulu kamu sudah benar-benar mengetahui dan mengenal seluk-beluk calon pasanganmu.

Ada hal-hal mendasar yang perlu diketahui dari calon pasangan.

10 hal ini bisa menjadi kriteria untuk memilih pasanganmu, melihat seberapa kenal kamu dengan calon teman sehidup sesurgamu.

 

Yuk, cek ke-10 poinnya:
Tips Memilih Pasangan
Yakin, Siap Serius?

Cari Tau Siapa Teman-teman Terdekatnya

 

Kalau kamu ingin melihat bagaimana sifat asli seseorang, lihatlah dari teman-temannya. Bagaimana cara mereka memperlakukan calon pasanganmu?

Sebagai orang yang sedang buta karena cinta, mata kita jelas sangat mudah tertipu oleh pesona yang ditonjolkan kekasih hati, tapi tidak demikian dengan teman-temannya, yang setiap saat bersama dalam kondisi yang lebih real, dalam suka dan duka.

Alasan lain kenapa sebaiknya kamu perlu mengetahui siapa teman-teman dekatnya, karena lebih mudah untuk mengenal seseorang melalui siapa saja orang-orang yang berada di dekatnya.Teman-teman calon pasanganmu adalah cerminan dari kepribadiannya.

Ibarat orang yang setiap saat bergaul dengan penjual minyak wangi, lambat laun akan kecipratan juga wanginya.

Lebih jauh lagi, dengan siapa ia bergaul, maka dengan mereka juga kita nantinya akan menjalin pertemanan. Jangan sampai silaturahim dengan teman terputus setelah mendapatkan pasangan, kecuali jika memang memiliki efek negatif untuk rumah tangga kalian nanti.

Lihat dan Kenali Bagaimana Lingkungannya

 

Setali tiga uang dengan mengenali teman-teman terdekatnya, seperti apa lingkungan tempat calon pasanganmu bertumbuh juga sangat berpengaruh terhadap kepribadiannya dan menjadi hal yang penting untuk kamu kenali sedini mungkin.

Bagaimana pun, cara kita dalam memandang dan menyelesaikan masalah ke depannya sedikit banyak akan dipengaruhi oleh latar belakang dan lingkup pertemanan yang kita lalui .

Memahami Bagaimana Pandangannya tentang Nafkah

 

  • Apakah menurutnya, nafkah adalah hal yang wajib bagi seorang suami terhadap istri dan anaknya?
  • Atau apakah seluruh pendapatan harus diupayakan berdua?
  • Atau justru berkeyakinan tidak ada kewajiban bagi suami untuk memberikan nafkah bagi istri dan anak-anaknya?
  • Termasuk dalam hal ini, bagaimana pandangan masing-masing tentang wanita bekerja, aktif bersosialisasi dan berupaya mandiri secara finansial?
  • Dan bagaimana juga pandangannya terhadap nafkah dan kepuasan batin untuk satu sama lain?

Masalah nafkah ini sangat krusial dalam rumah tangga. Meski demikian, ternyata banyak lelaki yang tidak menganggap masalah nafkah sebagai tanggung jawabnya.

Bagian pernafkahan ini, jika tidak dipahami dan diselesaikan baik-baik oleh kedua pasangan, akan berdampak pada kerukunan hidup berumah tangga nantinya.

Setiap keluarga dan budaya mungkin memiliki pandangan yang berbeda dalam hal ini. Namun Islam memiliki tuntunan yang jelas tentang nafkah untuk menjaga kestabilan dan kerukunan rumah tangga setiap pasangan.

Menilai Keaktifan Pasangan dalam Menjemput Rizki

 

Jangan pernah mengukur lelaki dari apa yang dimiliki orangtuanya. Terutama dalam hal kekayaan. Karena yang kaya itu orangtuanya, bukan anaknya. Jika si anak bukan orang yang cerdas mengelola hartanya, sebentar juga akan habis.

Berbeda halnya dengan lelaki yang terbiasa dengan lingkungan yang keras. Harus struggle kalau mau dompet terisi. Lelaki seperti ini jauh lebih nyaman dijadikan sandaran di waktu-waktu kritis, nggak gampang menyerah dengan kondisi dan kesulitan hidup. Memahami sepenuhnya, setelah jatuh ya jangan lupa berdiri lagi dan bersiap lari lebih kencang.

Memilih Pasangan yang Tepat
Work Hard Play Harder

Sama halnya dengan wanita, meski nafkah bukan domain wanita, namun latar belakang finansial turut berpengaruh terhadap sifat dan cara berpikirnya. Wanita yang terbiasa mencari uang sendiri jelas berbeda tingkat kemandiriannya dengan wanita yang tidak pernah memiliki tuntutan untuk mandiri secara finansial. Hal sederhana sebenarnya, tapi juga sangat mendasar untuk membentuk pemahamannya dalam melangkah dan memandang situasi yang akan kalian berdua hadapi di depan sana.

Seperti Apa Kecenderungan, Perilaku, dan Pemahaman Pasangan tentang Keuangan dan Target Finansial yang Ingin Dicapai

 

  • Bagaimana pendapat masing-masing pasangan tentang pengelolaan keuangan?
  • Ingin hidup wajar dan sederhana atau biar tekor asal kesohor?
  • Adakah target finansial yang ingin dicapai?
  • Perlukah nantinya memiliki kendaraan dan rumah sendiri, ibadah ke tanah suci, rumah kedua, ketiga dan seterusnya atau bentuk investasi lainnya?
  • Bagaimana cara mencapai tujuan keuangan yang diidamkan?
  • Yang lebih pentingnya lagi, bagaimana keyakinannya tentang urusan pinjam-meminjam, baik pinjaman uang untuk meraih goal finansial atau pun pemberian pinjaman untuk sanak saudara sampai teman-teman yang memerlukan bantuan

Dan sebagian dari kamu mungkin akan berkata, “Belum nikah aja kok udah bahas soal keuangan yang privasi sifatnya.”

Perlu atau tidaknya membahas masalah finansial sebelum menikah, itu tergantung dari masing-masing pasangan. Jangan sampai ketika menikah kamu baru mengerti jika ternyata pasangan memiliki hutang yang menumpuk dari kartu kreditnya, atau karena kebiasaannya yang royal dengan teman-teman, jatah uang sebulan habis terpakai hanya untuk 1 minggu.

Mengatur Keuangan Keluarga
Mimpi Aja Dulu…

Ada pasangan yang hidup apa adanya, cenderung tidak memiliki ambisi untuk memiliki apapun. Terlampau qanaah. Haqqul Yakin, jika memang sudah waktunya Allah memberikan rizki, nanti juga akan datang menghampiri kita tanpa harus ngoyo berusaha.

Nah, jika kamu orang dengan ambisi tinggi, tentunya akan sulit berjalan beriringan dengan pribadi seperti ini.

Sikap dan cara pandang seseorang tentang finansial ini sangat mungkin kamu kenali dari kesehariannya, tanpa harus menanyakan secara detail dan explisit kepada calon pasangan. Asalkan kamu peka membuka mata dan telinga lebar-lebar untuk menangkap hal-hal lain di luar cinta.

Finansial Keluarga Sakinah
Jangan Lupakan Investasi Akhiratmu!

Seperti Apa Bentuk Komunikasi dan Bahasa Kasih Pasangan

 

Namanya juga 2 kepala dengan latar belakang yang berbeda, akan selalu ada celah persinggungan dalam bersikap dan berkomunikasi. Dan namanya perbedaan, jika tidak dikomunikasikan lambat laun akan jadi boomerang dalam hubunganmu dan pasangan.

Ada seorang pasangan yang pernah menyampaikan kepada pasangannya, “Kamu boleh minta apa aja dari aku, tapi jangan pernah kritik aku”

Hmmm… padahal disadari atau tidak, bisa jadi poin yang perlu diperbaiki dalam hubungan kalian berdua hanya bisa disampaikan dalam bentuk kritik (dengan penyampaian yang sangat halus atau sesuai dengan penerimaan pasangan)

Hal lain yang tidak kalah pentingnya untuk dilihat, apakah pernah ada indikasi dari pasangan untuk melegalkan segala bentuk kekerasan verbal dan fisik demi mempertahankan pendapatnya?

Jika iya, pastikan kamu sudah benar-benar memahami konsekuensinya sebelum melangkah ke tahap selanjutnya. Bila perlu, jangan malu untuk meminta masukan dari orang lain yang lebih bijak dan berpengalaman.

Berbagi Sudut Pandang tentang Pola Pengasuhan Buah Hati

 

Tidak semua pasangan memiliki kepekaan dan kehangatan dengan anak-anak. Sebagian orang akan memilih untuk tidak terlibat dalam kerepotan masalah anak. Dari mulai mendidik sampai sekedar menyuapi makan si kecil, semua diserahkan ke satu pihak.

Kamu mungkin bilang,

Kalau bikinnya berdua, harusnya ngurusnya juga berdua dong, sama-sama

Yup, nyatanya nggak semua pasangan berada dalam kondisi ideal seperti itu. Dan di titik tertentu, kita harus menerima dan menyadari bagaimana pasangan kita masing-masing.

Bahkan tidak sedikit pasangan yang menyerahkan masalah pengasuhan anak kepada Babby Sitter, Asisten Rumah Tangga, dan meng-hire guru untuk mendidik putra/inya.

As we know, sebaik-baik peranan orang lain dalam pengasuhan dan pendidikan buah hati, tetap kitalah orangtuanya. Orang yang akan dimintakan pertanggungjawaban tidak saja hanya di dunia tapi juga di akhirat tentang amanah yang telah dititipkan-Nya pada kita. Jangan sampai Surga kita diambil oleh orang lain yang berperan dalam setiap pendidikan, pengajaran, dan pembiasaan nilai-nilai kebaikan pada anak keturunan kita.

Family Man
Keluarga Nomor 1

Bagaimana Pengaturan Urusan Domestik yang Diinginkan Pasangan

 

Ada sebuah anekdot ringan di kalangan ibu rumah tangga:

Istri yang beruntung adalah istri yang memiliki suami yang sigap membantu menghadapi keruwetan urusan rumah tangga. Nggak komplen kalau masakan belum tersaji, sigap mengganti popok anak yang basah, dan mau meringankan beban istri untuk sekedar mencuci dan menjemur pakaian.

Wanita Hebat
I’m a Super Mom

Dalam budaya patriarki yang masih sangat kuat, lelaki memegang sapu itu tabu. Apalagi mengurus urusan rumah tangga lainnya.

Sederhananya “Buat apa punya istri, jika urusan rumah tangga dikerjakan sendiri?”

Pertanyaannya, jika kamu sebagai perempuan, siapkah hidup bersama dengannya sampai sisa usiamu?

Dan sebagai lelaki, untuk hal-hal yang cukup sensistif seperti ini, ada kalanya perlu melepas sejenak latar belakang dan budaya yang telah membentukmu sampai saat ini. Lihat kembali, mana keputusan yang lebih bijak untuk meringankan jalannya roda rumah tangga kalian berdua nantinya.

Jika memang rutinitas domestik berpotensi mengganggu hubungan antar pasangan, opsi memiliki asisten rumah tangga akan menjadi pertimbangan tersendiri.

Ingin Hidup Terpisah atau Tinggal Bersama dengan Keluarga Besar

 

Pasanganmu lebih memilih hidup bersama dengan keluarga besarnya atau terpisah dan membangun kehidupan kalian sendiri dari nol?

Jangan sampai nih, begitu menikah kamu baru menyadari jika ternyata pasangan tidak bisa tinggal jauh dari keluarganya. Nggak siap jika harus hidup terpisah dan tanpa bantuan dari orangtua dan saudaranya. Atau malah pasangan berniat untuk memboyong semua anggota keluarganya untuk hidup bersama di kediaman baru kalian berdua. Gimana, masalah nggak buat kamu?

Lantas, memang apa masalahnya tinggal dengan mertua dan ipar?

Bagi sebagian pasangan, untuk hidup bersama dengan mertua atau orangtua sendiri adalah sebagai upaya berbakti dan membalas kebaikan orangtua. Tapi bagi sebagian pasangan lainnya, hidup satu atap dengan orangtua atau mertua justru menjadi momok menakutkan yang bikin rumah tangga jadi nggak nyaman lagi karena setiap saat harus mencoba berdamai dengan keinginan orang yang dihormati.

Itu baru orangtua dan mertua ya, belum lagi bahasan soal ipar-ipar. Ketika kalian memutuskan membawa keluarga besar dalam kediaman kalian, itu berarti bukan hanya keluarga kecil kalian yang harus ada dalam hati, pikiran, dan keseharian kalian berdua. Penyesuaiannya bukan lagi sebatas suami, istri, dan anak-anak, tapi juga dengan orang-orang yang bertemu setiap saat di kediamanmu.

Bagaimana Pandangan tentang Keluarga Besar Masing-masing dan Keterlibatannya dalam Kehidupan Pasca Akad

 

Keluarga adalah tempat pertama kita melihat dunia. Pernikahan idealnya menggabungkan 2 keluarga besar menjadi 1 keluarga yang lebih besar lagi.

Yang awalnya kamu hanya memiliki 1 Ayah dan 1 Ibu, kini ada 2 Ayah dan 2 Ibu yang menyayangimu dan perlu kamu sayangi.

Yang tadinya hanya ada kakak dan adik untuk berbagi bahagia dan keributan, kini ada ipar-ipar yang juga menjadi sumber bahagia dan kesabaranmu.

Tidak Ada Hubungan yang Sempurna

Dengan sebegitu banyaknya hal yang perlu dijadikan pertimbangan, terlihat jelas jika membangun rumah tangga memang hal yang kompleks, bukan sekedar cinta buta tanpa kesiapan, kematangan emosi, dan kerendahan hati untuk meredam ego satu sama lain.

Satu hal yang pasti, tidak ada 1 pasangan pun yang bisa mengklaim hubungannya lebih baik dan lebih sempurna dari pasangan lain. Karena setiap pasangan memiliki ujiannya masing-masing. Apapun masalahnya, yang terpenting adalah hati kalian berdua. CMIIW.

samara

Sharing seputar serba-serbi pernikahan, keluarga, dan parenting keluarga sakinah. Tentang bagaimana menjemput keluarga sakinah, mawaddah wa rohmah dimulai dengan semua proses Menuju Halal yang baik dan diridhoi Allah. Bagaimana dalam pernikahan, setiap detiknya adalah proses pembelajaran tanpa henti. Tentang bagaimana mengantarkan anak-anak menuju masa depan yang baik, dimulai dulu dengan Kita sebagai orangtua.

8 thoughts on “10 Hal yang Perlu Kamu Ketahui tentang Pasangan Sebelum Menikah

  1. Pingback: Kapan Kawin
  2. Pingback: Sekufu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kasmaran Menuju Halal

5 Type Pasangan yang Sebaiknya Kamu Hindari

Pikir-pikir Dahulu, Pilah-pilih Kemudian! Memilih pasangan yang tepat, memang gampang-gampang susah. Yakin deh, setiap pasangan yang menikah, pasti menginginkan pernikahan yang langgeng, samawa, dan hanya terjadi sekali seumur hidupnya.   Terkecuali Kamu yang berwajah rupawan dan memiliki sejuta kelebihan yang membuatmu selalu menjadi incaran bagi lawan jenis, bagi sebagian orang dengan wajah dan modal yang […]

Read More
Persiapan Akad Nikah dan Resepsi
Menuju Halal

AKAD DAN RESEPSI PERNIKAHAN: ANTARA STATUS, FOYA-FOYA, DAN KEINGINAN MEMPELAI

Titik Rawan Menjelang Pernikahan Jika Kamu dan Pasangan kerapkali dihadapkan pada beberapa situasi yang mencengangkan, aneh dan tak biasa selama masa perkenalan kalian berdua, boleh jadi, masa-masa selama Kamu dan Pasangan mempersiapkan langkah ke jenjang yang lebih serius akan menjadi masa yang paling mencekam, mengharu-biru, dan meng-‘euuhhh’, saking tak sanggupnya lagi Kamu berkata-kata.    Sudah […]

Read More
Taaruf Ala Islam
Menuju Halal

Dijodohin, Kenapa Enggak?

Masih Zaman Dijodohin?   Orang bilang sekarang bukan lagi zamannya Siti Nurbaya, di mana orangtua bisa memaksakan kehendak sesuka hatinya untuk menjodohkan anak dengan pilihan orangtua. Seharusnya pernikahan menjadi hal yang membahagiakan bagi semua pihak, baik untuk para undangan yang hadir, untuk keluarga besar, dan terutama untuk kedua mempelai. Kalaupun ada isak tangis yang mewarnai […]

Read More