
Ini kisah tentang Djoppy, si Jomblo manis yang punya cita-cita untuk bisa hidup happy bersama orang terkasih dan anak-anaknya kelak.
Karakternya yang ringan tangan dan mudah bergaul membuat Djoppy disenangi banyak orang.
Tapi bagi Djoppy, mudah berteman itu nggak sama dengan mudah mendapatkan pasangan. Nyatanya sampai sekarang, Djoppy masih sendiri, di saat teman-temannya yang lain sudah mulai sport jantung menghadapi masa pubertas anak-anaknya.

Hilang Tak Berjejak
Perlahan tapi pasti, Djoppy mulai menghilang dari peredaran. Dari mulai reuni, arisan, kondangan, halal-bihalal lebaran, sampai sekedar kongkow-kongkow tiap akhir pekan juga Djoppy sudah lihai merutinkan ketidakhadirannya.
Meski demikian, Djoppy tetap rajin menyimak dan memantau perkembangan teman-temannya dari berbagai grup chat kesayangan.
Usut punya usut, ternyata Djoppy sudah mulai merasa risih dengan setiap pertanyaan dan kelakar dari teman-teman dan anggota keluarga lainnya.
Kapan Kawin?
Apalagi kalau bukan pertanyaan: “Kapan Kawin? Emang nggak mau ada yang dijadiin selimut, bantal, guling sekaligus kasur setiap hari? Yang bikin tidur nyenyak terus sampe nggak rela bangun dari tempat tidur?”
Belum lagi hasratnya yang mulai mencakar-cakar, serasa ingin merobek-robek hati setiap kali melihat kebersamaan teman-teman bersama keluarga kecilnya.
Djoppy bukan tidak ingin menikah. Di usianya yang sudah menginjak kepala 4, sudah belasan kali taaruf dilakoninya. Namun apa daya, setiap taaruf masih selalu berujung pahit baginya. Mungkin Djoppy harus banyak-banyak bersyukur, masih dikasih kesempatan yang luas untuk sepenuhnya mengabdikan diri sama Ibu dan Bapak di kampung, sambil mementaskan pendidikan adik-adik setinggi-tingginya.
Djoppy nggak sendirian, masih ada banyak Djoppy-Djoppy yang lain dengan ceritanya masing-masing
Djomblo Happy
By the way, sekarang Djoppy udah nikah.
Ku teringat di secarik kartu ucapan terima kasih yang Djoppy kirim, tertulis barisan kalimat yang cukup panjang. Diawali sebaris ucapan terima kasih juga permohonan doa restu untuk kehidupan Djoppy dan pasangan. Permohonan maaf karena acara pernikahan dilakukan sangat sederhana sehingga tidak mungkin mengundang banyak kerabat dan karib.
Djoppy menuliskan, betapa happynya ia sekarang dengan status yang dimilikinya. Dan betapa ia sangat berterima kasih untuk semua orang yang turut merasa senang dengan pernikahannya, berterima kasih karena sebagian kecil dari orang-orang itu adalah mereka yang mengerti dan memahami kondisi kesendiriannya selama ini. Berterima kasih karena meskipun bisa, tapi mereka lebih memilih untuk nggak ikut-ikutan memberondong dengan pertanyaan: “Kapan Kawin?”
Karena toh, memang nggak semua hal perlu ditanyakan, kan?
– Untuk semua Djoppy yang masih bersabar menunggu tanggal baiknya –
One thought on “DJOPPY : Kapan Kawin?”